Cijeruk, Warta Kota
dua rumah semipermanen di kaki Gunung Salak, tepatnya di RT 02/03 Kampung Tajurhalang, Cijeruk, Kabupaten Bogor, dibakar massa karena diduga sebagai markas kelompok teroris Noordin M Top.
Kedua rumah milik Solihin itu dibakar massa Kamis (20/8) sekitar pukul 21.00. Warga curiga, rumah yang terletak pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut itu dijadikan tempat persembunyian atau rumah aman bagi Ustaz Saefudin Jaelani, anak buah Noordin M Top yang juga diduga terlibat peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel The Ritz-Carlton 17 Juli lalu.
Bahkan, beberapa warga mengatakan bisa jadi buron nomor wahid Noordin M Top pernah singgah di rumah Solihin itu. Seperti diberitakan, Noordin disebut-sebut sering berkeliaran di wilayah Bogor, antara lain dengan menyamar sebagai mahasiswi bercadar dan mengontrak gudang untuk memproduksi pupuk. Belakangan terkuak, gudang itu digunakan untuk menimbun bahan peledak.
Solihin dan para pengikutnya muncul di Kampung Tajurhalang dengan sendirinya. ”Mereka mendirikan rumah tersebut sejak enam bulan lalu,” ujar Burhan, warga setempat, Jumat (21/8) siang. Solihin memiliki kakak, Yanto, yang juga tinggal di Desa Tajurhalang.
Solihin mendirikan dua rumah di atas tanah negara dan mengolah sisa tanah tersebut menjadi lahan pertanian. Kedua rumah itu berjarak sekitar 100 meter. Di depan rumah yang letaknya lebih rendah, terdapat sebuah kolam ikan. Rumah atau padepokan Solihin ini terletak sekitar 1 km dari perkampungan.
Sejak Solihin tinggal di Tajurhalang, warga setempat bertanya-tanya, siapa pria yang sering mengadakan pertemuan tertutup dan misterius itu. Namun, baru sekitar sebulan terakhir warga mencurigai Solihin dan anak buahnya adalah anggota kelompok teroris.
Pada Kamis malam, ratusan warga Kampung Tanjurhalang mendatangi dua rumah di tengah areal pertanian tersebut hingga empat anak buah Solihin tunggang langgang. Alhasil, hanya Solihin seorang diri yang menghadapi massa.
Warga melarang Solihin dan kelompoknya berkegiatan di Desa Tajurhalang. Dalam situasi tersebut, beberapa warga memukuli Solihin.
Tak lama kemudian, massa membakar kedua rumah berdinding kayu yang bagian dalamnya dilapisi karpet warna hijau itu. ”Saya tidak ikut membakar. Malam itu saya cuma melihat ada api berkobar di dua rumah ini,” ucap Burhan, warga setempat.
Dia menambahkan, sekitar setengah bulan lalu beberapa polisi bersenjata lengkap mendatangi rumah Solihin.
Tidak melapor
Kepala Dusun Tajurhalang Encep Suryadi mengatakan, warga mencurigai Solihin melakukan kegiatan terlarang karena pria yang mengaku asal Brebes, Jawa Tengah, itu sangat tertutup. Di sisi lain, Solihin sering membawa sejumlah orang dari luar dusun tanpa melapor ke pengurus RT setempat.
”Kadang tamunya menginap tiga hari, bahkan seminggu, tanpa melapor. Warga menjadi curiga,” kata Encep saat ditemui di kediamannya Jumat siang.
Sekitar satu setengah bulan lalu, saat warga minta keterangan, Solihin mengatakan bahwa dirinya sekadar mencari makan dengan menggarap tanah. Beberapa warga yang curiga Solihin melakukan kegiatan terlarang kemudian melapor ke polisi. Menurut Encep, polisi kemudian mendatangi dan menegur Solihin. Lelaki ini juga diminta melaporkan kegiatan maupun tamunya ke pengurus desa.
Namun, menurut Encep, Solihin tidak menggubris teguran tersebut. Bahkan, dia terus melakukan kegiatan misteriusnya sehingga warga resah. Apalagi, beredar kabar bahwa padepokan Solihin itu diduga dijadikan lokasi persembunyian teroris. ”Kalau malam sering ada mobil Carry dan sedan menuju tempat itu. Warga akan terus memantau kegiatan Solihin,” kata Encep.
Kepala Desa Tajurhalang, Odih, mengaku tidak tahu banyak tentang kegiatan Solihin. ”Identitasnya saja tidak jelas. Warga sini memanggilnya Solihin, tapi pengikutnya memanggilnya Yasin,” katanya, kemarin.
Setelah rumahnya dibakar, Solihin menghilang. Aparat Desa Tajurhalang dan beberapa warga mengaku tidak tahu ke mana lelaki itu pergi. Beberapa warga menduga Solihin mengungsi ke rumah Yanto, kakaknya.
Saat mendatangi rumah Yanto, Warta Kota mendapati rumah tersebut dalam kondisi sepi. Jendela dan pintunya tertutup rapat. Beberapa warga Tajurhalang mengatakan bahwa Yanto juga tertutup.
Pantauan di lokasi kejadian, Jumat siang, rumah Solihin di tengah lahan pertanian itu tinggal puing‑puing. Asap bekas pembakaran masih terlihat mengepul. Peralatan dapur seperti panci, termos, dan piring berserakan di tanah. Jalan menuju rumah tersebut berupa jalan tanah dengan kemiringan sekitar 45 derajat.
Ancaman
Sementara itu, ancaman dari ”Al‑Qaeda bagian Asia Tenggara” akan menyerang penjara Indonesia direspons serius oleh Ditjen Pemasyarakatan.
”Sekecil apa pun informasinya pasti kami tindak lanjuti. Kami akan memberi warning kepada kawan‑kawan di lapangan,” ujar Dirjen Pemasyarakatan Untung Sugiyono di kantornya di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat siang.
Menurut Untung, selama ini pengamanan untuk para narapidana terorisme dibedakan dengan narapidana lainnya. Pihaknya menyiapkan pengawasan superketat untuk para terpidana kasus terorisme.
Filed under: Berita Terkini, teroris noordin m top
Komentar Pembaca